Home » » Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan

Mencobai Tuhan - Menguji Tuhan

Written By Satria Adhi on Monday, September 25, 2017 | 10:10 AM

Sekilas antara mencobai dan menguji Tuhan itu ngga ada bedanya

tapi sebenarnya ada perbedaan yang sangat mendasar, ayat tentang kedua hal ini pun cukup jelas dan gamblang

Tuhan tidak bisa dicobai dan jangan sekali2 mencobai Tuhan :

Ulangan 6
16. Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.

1 Korintus 10
9. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.

Akibatnya bisa fatal !!

Namun demikian, dalam nats yang lain, Tuhan memberikan diri / membuka kesempatan untuk diuji oleh manusia :

Maleakhi 3
10. Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Efesus 5
10. dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
17. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

1 Tesalonika 5
21. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

Okay, untuk segera mengetahui perbedaan keduanya, kita langsung masuk ke contoh kasus : (saya hanya mengulas beberapa contoh saja)



Mencobai Tuhan

Contoh 1 - Bangsa Israel bersungut-sungut

Keluaran 17
7. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Salah satu contoh mencobai Tuhan, untuk memahami ayat ini kita perlu membaca ayat-ayat sebelumnya, kita akan mendapati hal2 ini :

- Israel keluar dari Mesir dengan 10 tulah yang dahsyat
- Israel selamat dari kejaran Firaun dengan cara yang maha dahsyat, laut terbelah dua dan mereka berjalan ditengah-tengahnya
- Israel dipandu oleh tiang api pada waktu malam dan tiang awan pada waktu siang, supaya mereka terpelihara dengan baik walaupun ditengah-tengah padang gurun
- Israel ngga pernah repot cari makanan, mereka tinggal memungut Manna yang Tuhan sudah sediakan dari sorga
- Permintaan Israel sekalipun itu ngga berkenan kepada Tuhan pun ada yang dituruti seperti meminta air minum atau meminta daging

Kurang apalagi?

Bangsa Israel jelas-jelas sudah melihat Tuhan dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tak hanya melihat perbuatanNya namun juga melihat sosok Tuhan dengan jelas, namun mereka masih juga mencobai Tuhan dengan bertanya "Adakah Tuhan di tengah kita?"


Contoh 2 - Batu Menjadi Roti

Matius 4
1. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
2. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
3. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4. Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Ayat ini sangat amat menarik !!

Yesus sudah berpuasa selama 40 hari 40 malam (tentunya atas kehendak Bapa), kemudian datanglah iblis untuk mencobainya.

Perhatikan disini bahwa puasa Tuhan Yesus sudah selesai setelah 40 hari 40 malam.

Artinya?
Pada saat itu sebenarnya Tuhan Yesus sudah berhak untuk makan.
Ia sudah boleh buka puasa

Justru di saat itulah, Iblis datang mencobainya.
sekilas hal ini aneh.... loh kan udah beres puasa, kenapa pula Alkitab mengatakan Iblis mencobai Yesus?

Iblis bukan makhluk bodoh.
Sebodoh apakah Iblis jika ia mencobai Yesus Sang Anak Allah pada saat Tuhan Yesus sedang berpuasa?
Justru karena licik, maka Iblis datang mencobai Yesus Kristus setelah selesai masa puasaNya.

Iblis mengatakan:
"Jika Engkau Anak Allah..."

Apakah Iblis tau bahwa Yesus adalah Anak Allah?
tentunya dia tau.

Lalu mengapa Iblis menggunakan kalimat tersebut?
Karena Iblis sedang berusaha untuk "memancing" Tuhan Yesus.

Kenapa menyinggung "Anak Allah"?
Jabatan "Anak Allah" itu identik dengan "kedudukan",
Kedudukan akan menggambarkan "status".
Bersamaan dengan status akan datang "hak".

Nah, apa hak Anak Allah?
wogh..... banyak sekali.....

Anak Allah itu berhak mendapatkan pemeliharaan Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan jaminan Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan fasilitas dari Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan otoritas dari Allah,
Anak Allah itu berhak mendapatkan perlindungan dari Allah
Anak Allah itu berhak menikmati sumber daya dari Allah,
Pokoknya hak, hak dan hak.

Familiar dengan hal ini?
Mungkin kita sering dengar di gereja?
Dengan diiringi tepuk tangan sorak sorai dari jemaat?

Yesus Kristus adalah Anak Allah dan berhak atas semua itu.
Juga benar bahwa kita adalah anak-anak Allah yang berhak atas semua itu juga.

Iblis seolah mengatakan:
"Hei, Kau ini Anak Allah.
Kau punya hak atas pemeliharaan Allah.
Sekarang puasaMu sudah selesai.
Gunakanlah otoritasMu untuk mengklaim pemeliharaan Allah.
Ubahlah batu ini jadi roti!"

Iblis menggoda Yesus Kristus untuk bertindak menggunakan hakNya sebagai Anak Allah.

Semuanya pas.
Puasa sudah selesai,
Otoritas punya,
Status dan kedudukan cocok.
Apa lagi yang kurang???

Lalu apa tindakan Yesus Kristus?

Tuhan Yesus berpikir dalam hatiNya :
"Masih kurang satu..."
BAPA belum menyuruh Aku untuk melakukannya.

Yesus memang adalah Anak Allah.
Tapi Ia tidak lupa,
Bahwa Ia juga adalah Hamba Allah.

Ia punya hak,
Tapi hakNya tidak boleh ditonjolkan lebih daripada kewajibanNya.

Sebagai hamba, Ia wajib taat.

Bapa belum menyuruhNya untuk buka puasa.
Bapa tidak menyuruhNya untuk mengubah batu menjadi roti.
Bapa belum berfirman

Saya membayangkan... mungkin saja Tuhan Yesus berpikir :
Jika Bapa mau Aku puasa 1 hari lagi,
Aku akan melakukannya.


Yesus Kristus tau suara BapaNya.
Ia tau pikiran yang terlintas itu bukanlah dari Bapa.

Karena itu Ia menjawab:
"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Artinya, Ia menunggu kehendak Bapa.
Menunggu Bapa berkata: Ya!
Itulah Hamba.

Yesus Kristus berpendapat:
"Aku tidak akan mati karena tidak makan roti. HidupKu di tangan Bapa. Walau Aku punya hak dan otoritas, tapi Aku adalah hamba yang melakukan keinginanNya dan Ia belum inginkan Aku untuk makan."

Antara hak dan kewajiban.

Utamakan mana?
Pilih mana?
Pilih hak-hak Anak Raja?
Ataukah dahulukan tugas Hamba Raja?
Ikuti kehendak Anak Raja?
Ataukah taati perintah Sang Raja?

Pilih mana?
Kristus memilih ke-Hamba-an.
Dia tunduk sepenuhnya kepada kehendak BapaNya
Bahkan Dia bersaksi apapun yang Dia perbuat itu berasal dari BapaNya dan makananNya ialah melakukan kehendak Bapa !!

Praktek mengubah batu menjadi roti mungkin terlalu ekstrim untuk kita dengar
Kalau kata2 ini pernah denger :
Mengubah motor menjadi mobil?
Mendoakan dompet agar berisi?

Caranya?
Tumpang tangan dan perkatakan berulang-ulang :
Kamu jadi mobil! Dompet kamu penuh!

Kok bisa?
Ya bisa dong (katanya dengan iman bisa apapun)
Kamu kan anak Allah yang punya otoritas!

berhati-hatilah
dahulukan kehendak Bapa diatas semuanya itu, tirulah teladan Tuhan Yesus

Kemungkinan pencobaan di padang gurun bukanlah Iblis muncul secara nyata di hadapan Kristus.

Jika Iblis muncul dalam keadaannya sebagai Iblis, siapakah yang mau mengikuti penyesatannya?
Jika Iblis muncul dihadapan kita sekarang dan menyuruh kita untuk melakukan sesuatu, wah ngga usah repot2 panggil pendeta, kita akan langsung tengking itu semua dalam nama Yesus

Justru gawatnya.... kekuatan tipu daya Iblis itu tidak terlihat.

Iblis itu berselubung, bersembunyi, mengendap di ketiadaan sambil melontarkan sengatan dalam benak kita.

Demikianlah saya membayangkan bahwa Iblis hadir di padang gurun di samping Kristus tidak secara nyata. Ia datang mencobai Kristus dengan bisikan seolah bisikan itu adalah suara hati Kristus itu sendiri.

Mengapa demikian?
Karena begitulah kita mengalaminya bukan?
Iblis berbisik pada kita seolah suara itu adalah benak kita sendiri.

Dan apakah kamu sudah pernah mendengar bisikan :

Ayo...kamu anak Allah, kamu anak Raja, klaimlah hakmu, ubahlah keinginanmu menjadi nyata dengan menggunakan kuasa kerajaan. Kamu berhak memperoleh dan menikmatinya.

Gunakan otoritasmu... ngga perlu lagi tanya-tanya Bapa... toh udah pasti kehendak Bapa adalah semua anak2Nya hidup makmur

Harus hati-hati dengan pola pikir seperti ini
memang Tuhan janjikan kita berkecukupan
tapi semua itu kita peroleh setelah kita mengikut Kristus dan mengenalNya, bukan sebaliknya
karena itu disebut carilah dulu kerajaanNya maka semuanya baru akan ditambahkan kepada kita
sekali lagi hati-hati, jangan dibalik !!

Kristus mendahulukan kewajibanNya, Ia menanti-nanti kehendak BapaNya sebelum bertindak. Ia merendahkan diri di hadapan Bapa.
Begitulah perhambaan yang menjadi teladan bagi kita semua.

Berhati-hatilah terhadap segala pikiran klaim-klaim-klaim,
Tidak semua pemikiran "klaim hak" adalah dari Bapa kita di Sorga.

Lebih penting lagi,
Status kita sebagai anak Allah tidak berarti segala keinginan kita pasti juga keinginan Bapa.


Contoh 3 - Jatuhkanlah DiriMu

Matius 4
5. Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 

6. lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
7. Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Ini adalah percobaan tentang kesombongan seseorang.
Yesus Kristus, Sang Anak Allah adalah Empunya Bait Allah, Dia adalah Pemilik Bait Suci.
Dia berhak atas Bait Suci dan segala sesuatu di dalamnya, termasuk segala penyembahan yang ditujukan kepadaNya.

Buat apa sih orang datang ke Bait Suci?
Tentunya mereka datang ke sana untuk memuji, menyembah dan memuliakan Dia (dengan menjalankan ritual agama).

Kita datang ke tempat ibadah untuk berjumpa dengan Tuhan.
Ibadah itu kita jalankan dengan macam-macam liturgi, semua itu sifatnya adalah memberikan persembahan kepada Tuhan agar Tuhan senang dengan kita
(dan mengingat kita sehingga kita dibantu saat membutuhkan - ini terkesan egois makanya ditulis dalam tanda kurung karena tidak enak mengakuinya).

Nah, di sinilah Mesias berdiri, di tempat yang tinggi di Bait Suci.
Di bawahnya adalah orang-orang yang hadir di sana untuk memberi persembahan kepadaNya, orang-orang yang hadir memang untuk mengabdi padaNya. Orang-orang ini belum pernah melihat Dia secara wujud tetapi percaya kepadaNya.

Mesias berdiri memandang semua orang itu yang memang sudah kagum kepadaNya walau belum mengenal Dia.

Tiba-tiba di benak Sang Mesias melintaslah pikiran:
'Hei, nyatakanlah diriMu. Tunjukkanlah diriMu biar mereka tau bahwa Engkaulah yang selama ini mereka puja.'

Tunggu-tunggu...coba saya bantu membumikan ini dengan contoh sederhana.

Misalnya Anda ini pencipta lagu rohani, ada lagu rohani yang Anda ciptakan dan populer sekali. Lagu ini masuk top chart request dan diperdengarkan berulang-ulang. Anda baca banyak testimoni orang-orang yang diberkati saat mendengar lagu Anda. Anda bersyukur.

Lalu saat Anda sedang ada di Gereja, Anda lihat ada kumpulan orang sedang ngobrol seru. Anda penasaran lalu Anda hampiri mereka. Anda dengar dengan jelas mereka sedang memuji-muji lagu yang Anda ciptakan. Anda dengar nama Anda diperbincangkan. Rupanya mereka bertanya-tanya siapa Anda yang menciptakan lagu sebagus itu. Mereka memuji Anda walau mereka belum pernah melihat Anda.

Tiba-tiba pikiran Anda berkata:
'Hei, perkenalkan diri. Katakan pada mereka kamulah pencipta lagu itu. Biar mereka tau dan bisa langsung berterimakasih atas lagu yang kamu ciptakan. Biar mereka cerita ke teman-temannya dan semua bisa mengenal kamu.'

Nahhhhh, sudah lebih membumikah kisah pencobaan ini?
Pencobaan ini bisa terjadi pada kita semua dalam satu dan lain perkara.

Pikiran itu terlintas di benak Kristus.

Saya coba tanya, Kristus berhakkah menyatakan diriNya?
Berhaklah, Bait Suci itu milikNya, orang-orang yang datang ke sana juga milikNya, mereka sedang menyembah Dia dalam ritual, mereka mengharapkan bertemu Dia.

Yohanes 1
11a Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya

Kalau kamu datang kepada milik kepunyaanmu, bukankah wajar memperkenalkan diri supaya mereka tau siapa kamu dan siapa mereka bagi kamu?

Jadi Kristus sangat berhak menyatakan diriNya.
Ia berhak menyatakan kemuliaanNya di hadapan orang-orang itu supaya mereka melihat dengan nyata siapa yang selama ini mereka sembah. Supaya mereka bisa memuji Dia, bertelut hingga kepala ke tanah, mungkin ada yang menangis, supaya seketika seluruh dunia mengetahui Tuhan yang selama ini mereka sanjung.

Lalu apa kata Kristus?
Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Saat itu Kristus memilih tidak menyatakan diriNya. Ia tidak menyatakan kemuliaanNya, Ia tidak memperkenalkan diriNya pada khalayak ramai. Ia mengcounter iblis dengan jawaban "jangan mencobai"

Ya sama seperti kamu sang pencipta lagu rohani populer yang memilih pergi saja dari kumpulan orang dan tidak memperkenalkan dirimu.
Kamu berkata dalam hati:
'Saya ngga perlu memperkenalkan diri. Kalau Tuhan mau, Ia akan lakukan pada saatnya dan itu bukan saya sendiri yang inisiatif.'

Tuhan Yesus memilih menunggu saatnya Bapa menyatakan diriNya.
Lagi-lagi itulah perhambaan yang menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap otoritas Bapa.

Pada faktanya, hingga detik ini pun, tidak semua orang di muka bumi mengenal Kristus sebagaimana Ia ada. Padahal, jika mau Ia dapat tiba-tiba mencoret tanda salib di langit, masuk siaran langsung dan seketika seluruh bumi sujud kepadaNya.

Iblis berkata:

"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Itulah amunisinya yang sangat berbahaya, maha-halus jebakannya,
Iblis mengutip ayat Alkitab!
Iblis mengutip firman Tuhan!


Iblis mengatakan:
Engkau kan Anak Allah, mengenai Anak Allah ini ada tertulis bahwa Allah menjaganya. Maka bertindaklah, kamu tidak akan celaka karena Allah menjagaMu.

Iblis menggoda agar Kristus mau menyatakan diriNya.
Untuk memperkuat godaannya, Iblis melandaskannya dengan firman Tuhan.
Dahsyat kan.

Coba saya bumikan contoh ini.

Kan Anda pencipta lagu rohani yang hits.
Anda berada di kerumunan orang-orang yang kagum dengan Anda.

Maka pikiran terlintas di benakmu:
'Ayoh tawarkan dirimu untuk live singing supaya mereka semua yang hadir mendapat berkat dari lagumu, kan ada tertulis: Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan. Ayo tawarkan diri untuk nyanyi.'

Sama prosesnya.
Ada godaan dari Iblis kemudian godaan itu dilandaskan dengan ayat firman Tuhan.

'Kamu kan anak Raja, mengenai kamu ada tertulis: Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. Ayoh kamu beli itu mobil mewah, tunjukkan pada orang-orang bahwa kamu anak Raja.'

Rupanya Iblis tidak alergi dengan ayat Alkitab.
Iblis akan mengutip ayat Alkitab manapun juga untuk membantu melancarkan godaannya.

Rupanya tidak semua ayat Alkitab dapat kita pilih sekehendak hati kita untuk melandasi permintaan kita.


Pencobaan di padang gurun menyatakan kepada kita bahwa ayat Alkitab (firman Tuhan) tidak dapat sembarangan digunakan. Tidak semua ayat Alkitab dapat diiman-imani. Tidak semua ayat Alkitab dapat diklaim dan pasti terjadi.

Adalah salah jika kita mengutip suatu ayat Alkitab jika Bapa tidak menghendaki hal tersebut.

Jika ada pemikiran/keinginan di benak kita, lalu ada ayat Alkitab yang tiba-tiba muncul mendukung pemikiran itu, bukan berarti otomatis pemikiran itu benar dan dapat dilakukan.

Pemikiran itu beserta ayat Alkitab yang mendukungnya perlu kita bawa kepada Tuhan untuk dimintakan pendapatNya. Inilah doa permohonan.

Ketika Tuhan sudah menyatakan pendapatNya lalu kita berdoa sesuai pendapatNya, maka itulah doa iman.

Doa iman sudah pasti dijawab karena Tuhan sudah berfirman.
Doa permohonan masih fifty-fifty karena kita belum yakin jawaban Tuhan.

Saat berdoa, apakah itu doa permohonan atau doa iman?
Jika kita sebut itu doa iman, apakah kita sudah yakin dengan kehendak Bapa?
Jika kita melakukan doa permohonan pantaskah kita "sakit hati" karena doa kita tidak dikabulkan Tuhan?

Iblis mengutip ayat Alkitab di Mazmur 91:11-12.
Tujuan Iblis mengutip ayat itu adalah menciptakan rasa aman palsu agar Kristus salah mengira bahwa tindakannya dikenan Allah.

Ya, ayat Alkitab yang muncul tidak pada waktunya akan menciptakan rasa aman palsu.
Muncullah pengharapan palsu bahwa permintaan kita pasti dijawab, dipenuhilah kita dengan pemikiran palsu bahwa Allah wajib mengabulkannya.

Saya mau tanya,
Jika Tuhan Yesus tertipu lalu loncat, apakah Ia akan hidup atau akan tewas bunuh diri?

Saya yakin 100% Ia akan tewas bunuh diri, lalu seisi Yerusalem akan mencibirnya.

Berapa banyakkah kita pernah dengar kasus dimana anak Tuhan klaim ayat Alkitab namun gagal terwujud sehingga mereka menderita kerugian bahkan sampai membuang nyawa?

Mungkin ada yang merasa bisa berjalan di atas air menembus banjir lalu melangkah hanya untuk tewas terhanyut? Apakah mungkin ada yang sengaja minum racun untuk membuktikan diri kepada orang-orang bahwa ia Kristen sejatinamun justru tewas sia-sia? Ada juga yang berpuasa sampai ditemukan jasadnya oleh tetangga sekitar.

Berhati-hatilah menggunakan ayat firman Tuhan.
Tidak semua Firman itu bisa kita maen asal klaim untuk kemudian kita paksakan terjadi dalam kehidupan kita

yang utama dan terutama adalah mengerti kehendak Bapa



Menguji Tuhan

Contoh 1 - Gideon meminta tanda

Hakim-hakim 6
37. maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan."
38. Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air.
39. Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun."
40. Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.

Gideon menerima Firman Tuhan dengan sangat jelas

Ngga tanggung-tanggung MalaikatNya sampai diutus khusus kepada Gideon
Namun Gideon tetap meminta tanda kepada Tuhan dengan hati yang tulus supaya bisa menguatkan kepercayaannya

Singkat cerita tanda yang diminta Gideon (walaupun mustahil) dijawab oleh Tuhan dan akhirnya Gideon memerdekakan Israel dari penjajah


Contoh 2 - Musa meminta tanda kalau dia diutus Tuhan

Keluaran 4
1. Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"
2. TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
3. Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.

4 kali Musa menolak
pada akhirnya "setengah memaksa" Tuhan tetap bersikeras untuk mengutus Musa, dan Musa pun akhirnya taat kepada Tuhan

Musa mendapatkan tanda yang dia Mau
pada akhirnya dengan tanda-tanda yang ajaiblah Musa berhasil membebaskan Israel dari Mesir


---------


Nah dari beberapa contoh diatas, kita seharusnya sudah bisa membedakan antara 'menguji Tuhan' dan 'mencobai Tuhan'?

Jika Tuhan sudah berkehendak dan manusia ingin membuktikannya, maka itu menguji Tuhan.
Jika Tuhan tidak berkehendak tetapi manusia ingin membuktikannya, maka itu mencobai Tuhan.

Maka itulah,
Kristus tau persis Bapa tidak ingin Dia menyatakan diriNya pada saat itu,
Kristus tau persis suara untuk meloncat/mengubah batu jadi roti bukanlah dari Bapa,
Kristus juga paham bahwa ayat firman Tuhan itu bukan keluar dari Bapa.

Maka Kristus jawab:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!

Kristus tidak tertipu dengan jebakan Iblis yang mengutip ayat Alkitab di luar kehendak Bapa.

Contoh gamblangnya dalam kehidupan sehari-hari saat ini :

Firman Tuhan itu tidak melulu bicara tentang berkat, Firman Tuhan juga berbicara mengenai hidup menderita bersama dengan Dia, ketika kita hanya fokus kepada berkat dan berkata seolah-olah hal itu pasti kita alami sedangkan itu belum tentu kehendak Bapa maka sampai batas tertentu itu bisa masuk kategori mencobai Tuhan

Ketika kita berdoa lalu Roh Kudus menyuruh kita untuk melakukan sesuatu, kalau kita ngga yakin maka kita bisa meminta tanda, jangan kuatir, jika hati kita tulus meminta tanda dari Tuhan, maka itulah yang disebut menguji Tuhan dan bukan mencobai Tuhan

Manusia diijinkan Tuhan untuk mendekat kepada Dia dan menguji Dia, berbahagialah orang yang mendapat privilege untuk menguji Tuhan, saya berani bilang ngga semua orang bisa melakukannya, tapi saya yakin jika hati kita tulus maka kita akan diijinkan untuk bisa menguji kehendak Tuhan

Afterall...
Dia tahu kedalaman hati kita masing-masing
maka tulus hatilah dalam meminta apapun kepada Tuhan
jangan takut, Dia Allah yang dekat dengan kita

Tuhan Yesus memberkati


sumber :


0 comments:

Post a Comment